anyak pesepakbola yang menakjubkan, tetapi tidak banyak yang mampu menjadi simbol harapan bagi sebuah bangsa. Mohamed Salah adalah satu di antara sedikit nama itu. Pemain asal Mesir ini bukan hanya dikenal karena kecepatannya di lapangan, tetapi juga karena kerendahan hati, dedikasi, dan perjuangannya yang inspiratif.
Nama Mohamed Salah berkibar di kancah Eropa, namun akarnya tetap tertancap kuat di tanah kelahirannya, Nagrig, sebuah desa kecil di Mesir. Ia tumbuh dalam keterbatasan, namun impiannya tak pernah kecil. Sejak kecil, ia telah menunjukkan bakat luar biasa dalam menggiring bola, serta tekad kuat untuk sukses.
Dengan bekal semangat dan kerja keras, Salah menembus liga-liga Eropa. Ia tak hanya menjadi ikon Liverpool, tetapi juga membawa nama Mesir ke pentas dunia. Keberhasilannya di Premier League membuka mata dunia bahwa pemain Afrika bisa bersinar di level tertinggi.
Salah tak hanya dikenal karena jumlah golnya yang mengagumkan, tetapi juga karena kepemimpinan di lapangan dan kontribusinya untuk tim nasional. Ia menjadi pahlawan saat membawa Mesir lolos ke Piala Dunia 2018 setelah penantian selama 28 tahun.
Lebih dari itu, Salah juga dikenal sebagai sosok dermawan dan religius. Ia tak lupa membangun sekolah dan fasilitas kesehatan di desanya. Sosoknya menjadi teladan bagi anak muda Mesir yang ingin meraih mimpi besar.
Awal Karier Mohamed Salah di Mesir
Salah memulai karier profesionalnya di El Mokawloon SC, klub lokal yang menjadi tempat ia mengasah kemampuan. Pada usia 18 tahun, ia telah mencuri perhatian pelatih karena kecepatan dan visi bermainnya yang tajam.
Namun, kompetisi di Mesir sempat terhenti akibat konflik politik. Hal ini membuat Salah mengambil keputusan besar untuk merantau ke Eropa. Keberaniannya membuahkan hasil saat ia direkrut FC Basel di Swiss pada 2012.
Di Basel, Salah berkembang pesat. Ia mencetak gol-gol penting di Liga Champions dan membawa klubnya menjuarai liga domestik. Penampilannya menarik perhatian klub-klub besar Eropa.
Salah juga menjadi sorotan karena dedikasinya di latihan. Pelatih di Basel menyebutnya sebagai pemain paling disiplin dan rajin. Ia datang lebih awal dan pulang paling akhir.
Keberhasilannya di Basel membuka pintu ke Liga Inggris. Pada 2014, ia resmi bergabung dengan Chelsea FC. Namun, perjalanan di London tak semulus yang dibayangkan.
Perjuangan Mohamed Salah di Liga Inggris
Di Chelsea, Salah kesulitan mendapat menit bermain. Ia kalah bersaing dengan nama-nama besar. Namun, alih-alih menyerah, ia memilih untuk dipinjamkan ke klub Italia demi waktu bermain.
Ia tampil cemerlang bersama Fiorentina dan kemudian bergabung dengan AS Roma. Di Italia, Salah menemukan kembali ritmenya. Ia menjadi andalan tim dan terus mencetak gol serta assist.
Kepiawaiannya dalam melakukan dribble cepat, serta kemampuan mencetak gol dari sisi kanan, membuat banyak pengamat menjulukinya “Messi dari Mesir”.
Tak butuh waktu lama, Liverpool FC melihat potensi besar dalam diri Salah. Pada 2017, mereka resmi merekrutnya kembali ke Liga Inggris. Inilah awal dari era kejayaan Salah di Anfield.
Dominasi Mohamed Salah di Liverpool
Salah langsung menunjukkan kualitasnya di musim pertama. Ia mencetak 44 gol di semua kompetisi dan memecahkan berbagai rekor klub. Ia menjadi top skor Premier League dan pemain terbaik tahun itu.
Bersama Liverpool, Salah meraih berbagai gelar bergengsi seperti Liga Champions, Piala Dunia Antarklub, dan Liga Inggris. Ia menjadi bagian dari trio mematikan bersama Mane dan Firmino.
Kemampuan Salah mencetak gol dari berbagai posisi membuatnya menjadi mimpi buruk bagi bek lawan. Ia juga dikenal cepat dalam mengambil keputusan di dalam kotak penalti.
Lebih dari itu, ia menunjukkan loyalitas luar biasa terhadap klub dan fans. Ia menolak tawaran dari klub-klub kaya demi bertahan di Liverpool.
Salah juga aktif membela isu-isu sosial dan religius. Ia menjadi simbol toleransi dan integritas di tengah sorotan dunia.
Peran Mohamed Salah di Tim Nasional Mesir
Salah memainkan peran vital untuk timnas Mesir. Ia menjadi pencetak gol terbanyak dan pemimpin di lapangan. Kontribusinya membawa Mesir lolos ke Piala Dunia 2018 sangat emosional.
Ia mencetak gol penentu di menit akhir melawan Kongo dalam kualifikasi, membuat jutaan rakyat Mesir menangis bahagia. Di turnamen tersebut, meski Mesir gagal lolos dari grup, Salah tetap mencetak dua gol.
Pada Piala Afrika, ia juga menjadi tulang punggung tim. Ia membawa Mesir ke final pada 2021, meski harus kalah dari Senegal.
Mentalitas juang Salah menjadi teladan bagi pemain muda Mesir. Ia selalu tampil konsisten dan tanpa lelah membela negaranya.
Gaya Hidup dan Nilai-Nilai Mohamed Salah
Di luar lapangan, Salah dikenal sangat sederhana dan religius. Ia tetap menjaga nilai-nilai Islam, meski tinggal di Eropa. Ia selalu sujud syukur setelah mencetak gol, yang menjadi ciri khasnya.
Ia juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Salah mendonasikan jutaan dolar untuk rumah sakit, sekolah, dan pembangunan desa di Mesir.
Ia tidak pernah terlibat skandal dan selalu menjaga citranya. Para fans mengagumi sikap rendah hatinya dan keterbukaan terhadap budaya lain.
Popularitasnya menjangkau lintas negara dan agama. Bahkan, suporter Liverpool pernah membuat lagu “If he scores another few, then I’ll be Muslim too.”
Fakta Menarik Mohamed Salah yang Jarang Diketahui
-
Salah pernah menempuh perjalanan 4 jam hanya untuk latihan saat masih remaja.
-
Ia menolak bonus besar dari iklan minuman keras karena prinsip keagamaannya.
-
Salah memiliki museum mini di sekolah lamanya di Nagrig.
-
Ia menjadi duta UNICEF untuk program anak-anak di Timur Tengah.
-
Ia juga menjadi wajah dari beberapa brand global seperti Adidas dan Pepsi, tanpa kehilangan identitasnya.
Kesimpulan
Mohamed Salah bukan hanya pesepakbola hebat, tetapi juga simbol harapan, kerja keras, dan integritas. Dari desa kecil di Mesir hingga panggung dunia, kisahnya patut menjadi inspirasi kita semua. Kalau kamu penggemar Salah, yuk bagikan artikel ini ke teman-temanmu, klik suka, dan kunjungi https://feedbola.com/ untuk info sepakbola lainnya!